Home » » 4 Teori Astronomi yang Berhubungan Dengan kiamat

4 Teori Astronomi yang Berhubungan Dengan kiamat

Written By Unknown on Kamis, 20 Desember 2012 | 16.42

Beberapa hari ini,seluruh umat manusia digemparkan dengan isu kiamat 2012 yang diramalkan jatuh pada hari esok,21 Desember 2012. Menurut kalender suku maya yang telah dibuat sejak 3100 sebelum masehi akan mengalami akhirnya pada esok hari. Namun,menurut para arkeolog yang dapat membaca tulisan pada kalender suku maya,bahwa besok adalah hari pergantian tahun bagi suku maya. Lalu badan antariksa Amerika Serikat,NASA,juga membantah bahwa besok adalah hari akhir bagi alam semesta.
Ada beberapa teori astronomi yang berhubungan dengan akhir zaman atau hari kiamat,yaitu :

1. Big Crunch,saat "kiamat" semesta sangat mampat


Menurut teori ini,alam semesta akan berakhir menjadi kesatuan yang sangat mampat. Alam semesta akan mengembang sebagai konsekuensi dari Big Bang. Semula, ilmuwan mengatakan, Big Crunch mungkin terjadi. Ilustrasinya, seperti bola yang dilempar ke atas dan pada suatu titik akan berhenti dan jatuh. Begitu pula semesta, gaya gravitasi akan menang dan menarik semua obyek pada akhirnya. Ilmuwan kini masih terus mencari tahu dan memperkirakan nasib semesta pada akhirnya. Sains belum menemukan jawaban yang pasti.

2. Big Bounce,tidak ada kiamat,cuma reinkarnasi





Menurut teori ini,alam semesta tidak akan mengalami kiamat,cuma reinkarnasi. Kebenaran Big Bounce sangat tergantung dari ada tidaknya Big Crunch. Sementara Big Crunch sendiri mensyaratkan adanya nilai densitas yang lebih tinggi dari nilai tertentu, atau disebut densitas kritis. Tanpanya, Big Crunch takkan terjadi. Sejauh ini, penelitian menunjukkan adanya materi gelap yang membuat semesta terus mengembang. Gaya karena adanya materi gelap mengalahkan gaya gravitasi yang diprediksi membuat semua obyek semesta tertarik dalam Big Crunch. Dengan demikian, masih sulit untuk memercayai akan adanya Big Bounce, semesta yang mengalami reinkarnasi.

3. Big Freeze,skenario kiamat semesta paling mungkin


Menurut teori ini,alam semesta akan berkembang terus menerus tanpa batas. Skenario akhir masa dalam Big Freeze berlawanan dengan Big Crunch. Dalam Big Crunch, semesta akan menjadi sangat mampat, membentuk lubang hitam sangat besar. Sementara itu, dalam Big Freeze, semesta menjadi sangat gelap dan dingin. Untuk menentukan skenario mana yang lebih mungkin, ilmuwan harus menggali data tentang densitas, komposisi, dan bahkan bentuk semesta. Ada yang disebut densitas kritis. Jika nilai densitas yang ditemukan lebih rendah, skenario Big Freeze menjadi mungkin.
Sejauh ini, pengukuran oleh Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) yang menangkap Cosmic Microwave Background Radiation (CMBR) mengindikasikan bahwa densitas jauh lebih kecil daripada densitas kritis. Dengan demikian, ilmuwan menyatakan, Big Freeze adalah skenario kiamat semesta yang paling mungkin. Kapan terjadinya? Masih triliunan tahun lagi.

4. Big Rip,semua terpisah jauh saat kiamat


Big Rip adalah Big Freeze yang ekstrem, dimana semesta sangat-sangat dingin dan semua objek terpisah jauh. Dalam Big Freeze, energi gelap bernilai konstan. Sementara, dalam Big Rip, energi gelap mengalami peningkatan. Konsekuensinya, semesta dalam teori Big Rip mengembang secara dipercepat. Objek di semesta menjauh lebih cepat.
Mungkinkah kiamat macam ini terjadi? Syaratnya adalah energi gelap itu sendiri. Jika ilmuwan berhasil membuktikan bahwa kekuatan energi gelap terus meningkat, mengembangnya alam semesta dapat lebih cepat dan Big Rip mungkin terjadi. Observasi dengan Chandra X Ray Observatory menunjukkan, energi gelap tidak tumbuh kekuatannya. Dengan demikian, Big Rip tampaknya tak mungkin terjadi.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2013. Astronomi ID - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger